Bukan suatu hal yang asing untuk mereka yang senang menikmati kesendirian, dan akan terdengar aneh untuk mereka yang melihat seseorang berjalan lalu lalang sendirian.
Hari ini, tercatat jam 17.00, aku sedang di dalam angkutan kota, di kursi bersebelahan dengan Pak Supir menuju ke tempat parkir motorku.
Eh, gimana?
Haha, nggak, kalian nggak salah.
Aku ingin bercerita tentang kegabut... Iya gabutku hari ini.
***
Desemberku tahun ini rasanya sama seperti Desember yang lalu; sibuk. Masa sekolah, sibuknya itu menghadapi ujian akhir semester sekolah. Saat mulai bekerja dan belum kuliah, sibuknya itu bergelut dengan segudang pekerjaan yang padet tanpa ampun. Setelah masuk kuliah, ditambah dengan menghadapi ujian akhir semester di akhir pekan.
Itu yang sedang ku rasakan di hari ini. Tekanan yang dirasakan di tiga tahun berturut-turut, membuat aku merasa sulit terlihat waras. Saat bekerja, apalagi sore hari, pasti aja selalu mengomel tidak jelas, dan itu sangat mengangguku, apalagi teman-teman kerjaku. Aku tahu itu salah, tapi rasanya semua itu seperti dilakukan tanpa rencana.
Terakhir me-time di bulan Agustus, membuatku merasa bahwa aku menjadi jelek. I don't fvcking care with my face. Tapi rasanya mentalku terasa menyedihkan. Kek ada rasa membatin yang tidak mudah dijelaskan kepada siapapun.
Sebenarnya, harusnya, hari ini aku sedang bertemu teman-temanku karena mendatangi pernikahan temanku yang dulu pernah satu cabang di kantor waktu lalu. Hanya saja akupun masih tak mengerti dengan cuaca yang dari pagi sampai saat ini masih gelap. Bahkan saat aku mau berangkat keluar dari mess pun masih gerimis. Aku tak jadi bertemu dengan teman-temanku lainnya di pernikahan temanku, karena sudah terlalu sore. Lumayan jauh jarak ke sananya, sih. Tapi karena aku butuh udara luas, jadi ketika sudah sampai rumah, aku tepikan motorku di pinggir jalan hanya untuk menaruh tas berisi baju kotor, dan ku kembali mengendarai ke arah kota.
Aku memarkirkan motorku, dan mulai berjalan tanpa arah. Eh, sebenarnya bukan tanpa arah. Sebenarnya, aku ingin membeli memori kamera, dan langkah kakiku berjalan mencari tujuanku itu. Tapi nyatanya aku tak menemukan toko kamera yang biasa aku lihat. Entah nggak jualan kamera lagi atau gimana deh. Akhirnya aku kembali ke arah parkiran motor, dan mampir ke Kedai Kopi Kulo untuk Matcha Purin! Tapi biasanya aku selalu minum di tempat, kali ini aku berjalan tanpa arah mencari toko kamera. Sampai aku naik angkutan kota, berjalan tanpa arah yang jaraknya lebih jauh dari parkir motorku, lalu balik lagi.
Gabut banget kan?
Padahal bisa sih naik motor, cuman aku lagi pengen aja.
Apakah sia-sia? Ya nggak sih. Aku dapat udara luas, meskipun mendung, tapi mataku merasa lebih baik karena hampir sering melihat layar dibanding pemandangan.
Aku membeli keychain yang memotivasi diriku sendiri. Sama USB OTG haha. Meskipun malu karena salah "ruang", ya sekadarnya... Yaudahlah ya.
Pokoknya me time tuh enak. Bikin ngerasa diri sendiri kaya! Nggak harus debat harus kemana kimini. Nggak harus mikirin orang yang ngikut kita. Ya gitu deh.
Aku harap, di lain waktu, aku bisa me time ke Jakarta! Aku udah rencanain mau kemana aja selama sehari semalam! Semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin.
Comments
Post a Comment
Terima kasih yang telah berkunjung dan membaca isi blog ini. Pesanku, berkomentarlah dengan bijak, bukan karena ingin "promosi".