Hari ini, aku mengetik lagi, di tempat me-time kesukaanku; Kedai Kopi Kulo.
Tak ada niat awal untuk ke tempat ini. Aku ditugaskan untuk mengantar paket yang berisi baju adikku yang per besok sudah mulai aktif bekerja di salah satu tempat dokter hewan, yang kebetulan tidak jauh dari tempat nenek-tanteku tinggal.
Seketika pikiranku ingin sekadar menongkrong di salah sati tempat untuk menikmati suara riuh di akhir pekan ini. Dan motorku melangkah jauh dari arah pulang, dan sampailah aku di sini. Dengan Matcha Purin yang sekarang tinggal setengah gelas lagi.
Sepanjang perjalanan menuju tempat yang sekarang sedang kusinggah, aku berpikir tentang pikiranku sendiri.
Aku bingung. Sangat bingung. Menanyakan kepada diriku, mengapa aku.
Merasa akhir ini sering membentak banyak orang, tak mengatakan kalimat kasar, tapi aku tahu untuk menyakitkan banyak orang. Aku bingung dengan perasaan terganggu dan kubalas dengan kata akhiran "bikin pusing aja" atau "ganggu aja" atau bahkan "bikin emosi aja". Aku tak mengerti mengapa aku egois sekali meminta untuk dimengerti, padahal mereka mengatakan dengan baik-baik.
Aku sangat kesal, dan menyesal. Sampai detik ini.
Di hari Jumat, aku menangis dengan posisi sujud, sehabis ibadah, karena aku menyesal membentak seseorang dengan nyaringnya, dan bahkan aku tak mengerti dan berpikir, tak seharusnya aku meresponsnya dengan seperti itu. Walau maksudku berkata itu benar.
Sedari dulu, aku bukanlah pembicara yang baik. Percayalah padaku.
Aku rasa, sepertinya aku perlu untuk melakukan meditasi lagi, meskipun harus berpikir bagaimana aku bisa menyempatkan waktunya. Atau mungkin yang lebih; berkonsultasi maya dengan psikolog.
Tapi kadang aku berpikir, apakah hal itu akan membantuku?
Kadang, terlintas, aku berpikir, apakah ini saatnya untuk mendapatkan sesuatu yang baru? Ataukan aku sindrom pre-mentruasi--karena biasanya aku datang bulan di awalan, atau yang lebih parah...
Ah, cukup itu saja yang kalian tahu tentang kecemasanku.
Aku cuman berharap, aku, selalu mendapat bantuan yang kuat dari Tuhan atas mentalku; agar aku terlihat waras di dunia ini. Aku harap juga, cukup aku rasakan rasa bersalah secara terus menerus, dengan berhenti menjadi orang yang tidak melakukan "emosi" tanpa hal yang jelas dan tiba-tiba.
Astaghfirullahaladzim.
Sudah menuju malam, aku harus bergegas pulang. Mari akhiri me-time ini. 🦋
Comments
Post a Comment
Terima kasih yang telah berkunjung dan membaca isi blog ini. Pesanku, berkomentarlah dengan bijak, bukan karena ingin "promosi".