Hai, kembali lagi.
Aku bengong sih ketika liat blogger, dan ternyata terakhir posting di pertengahan Mei. Tapi sumpah, semenjak masuk kerja lagi, rasanya emang lagi lupa banget ternyata masih ada blogger.
Aku juga nggak tau kenapa pengen ngetik topik ini di sini, tapi aku tahu, dari pembahasan ini, bikin semua hal yang lain hancur; entah pertemanan, bisnis, karir, apapun deh. Dan salah paham terjadi di hadapan aku, dan hal itu ngancurin pikiran aku karena pemandangan dampaknya sangat mengganggu suasana hati.
Kadang kepikiran nggak sih, salah paham tuh kesannya seperti mengadu domba? Pernah nggak sih berpikir kalo yang merasa dituduh itu sakit hati, dan lebih sakit hati lagi yang tertuduh menuduhnya. Eh gimana sih? Ya gitu deh.
Pernah kepikiran nggak sih, kesalahan yang bikin salah paham tuh kek apaan-deh-kok-kesalahan-orang-lain-lu-tuduhin-ke-yang-lain atau ngapain-juga-sih-tuh-orang-udah-keciduk-salah-tapi-masih-juga-cari-pembelaan.
Belum lagi dengan setelah salah paham, sikap overthinking yang terjadi ketika tidak diselesaikan secara kepala dingin. Byarrr. Bastard.
Antara harus ambil sikap bodo amat atau harus klarifikasi, tapi kalo bodo amat bakal ada rumor yang lebih ganas yang mengutip.
Kemarin sore, di suatu kumpulan, terjadi yang namanya buka forum. Sebagai penyimak yang tidak merasakan apapun, mau tidak mau aku harus mendengarnya. Akhirnya, semuanya berakhir dengan tangis pelukan karena itu terjadi karena murni salah paham.
Akupun yang pikirannya kek hem-si-budak-jarulit-eta-rek-mere-pembelaan-naon jadi merasa bersyukur tenyata overthinking-ku tidaklah benar.
Rasa benci karena salah paham yang tidak berujung klarifikasi akan jadi dendam yang tidak akan kepikiran bagaimana akhirnya; di lingkungan itu. Mending cuman musuhan, kalo akhirnya ada penganiayaan?
Sore ini, di kamar, sendiri, aku berpikir juga bahwa sialan, banyak banget yang akan bisa menghancurkan koneksi, sekalipun itu bukan hal yang sengaja. Overthinking aja bikin koneksi jadi jelek, apalagi ada missing-communication. Dahlah, aku jadi pusing mikirnya.
Akhirnya, aku jadi merasa bahwa, keknya aku harus jadi orang yang emang harus pintar mengambil tindakan dengan pikiran yang matang. Aku merasa overthinking juga, sih. Dan aku ingin merasa bahwa menjadi orang yang open-minded pun nggak cukup untuk memiliki koneksi yang baik.
Akhir kata, aku mau minta doanya untuk UAS-ku semoga diperlancar dalam mengerjakan dan pikiran ini mampu menganalisis essay yang disajikan oleh pihak kampus. Semoga kalian pun dapat mengambil hikmah bahwa nggak selamanya diam itu adalah emas.
Aku mau rebahan lagi.
Because you only live once, be enjoy! xo.
Comments
Post a Comment
Terima kasih yang telah berkunjung dan membaca isi blog ini. Pesanku, berkomentarlah dengan bijak, bukan karena ingin "promosi".