Di pengujung 2021. Nggak nyangka udah 365 hari di 2021, dan aku masih belum bisa lupa.
Oke, rasanya ingin menyetel lagu 365-nya Tiara Andini, dan aku juga merasa aku sedang merasa lebih baik untuk berkata baik-baik saja.
Satu, kek bukan aku banget beberapa postingan terakhir bilang "gue" untuk sebutan diri aku sendiri. Tapi out of my control banget, karena kemarin emang bener-bener burn out isi pikiran aku. Karena ketika kehilangan, dan coba untuk penyesuaian, and it's hard for me buat bilang aku mudah untuk masuk kedalamnya.
Aku kehilangan harapan. Aku kehilangan rasa angan. Aku kehilangan rasa untuk maju. Aku kehilangan rasa percaya diri untuk melihat lebih jauh. 3 bulan terakhir. Aku nggak mau bilang kacau, tapi...
Aku kehilangan harapan ketika aku mengetahui bahwa ternyata rasa nyamanku dijatuhkan. Aku kehilangan rasa angan ketika melihat seseorang itu pergi. Aku kehilangan rasa untuk maju ketika semua yang aku pikirkan ternyata ada hal yang nggak bisa terpikir kenapa bisa aku lupa dengan was-was itu. Aku kehilangan percaya diri ketika aku berusaha bangkit dengan kebanggaanku, dan ternyata bisa-bisanya aku iri dengan pencapaian orang lain. Aku merasa kacau dengan diriku sendiri ketika pikiran dan batin saling berkecamuk and i can't handle it. Nggak tau berapa ratus hari waktu-waktuku dihabiskan untuk overthinking, dan tau-tau ngerasa sakit sendiri. Aku nggak mau kek gitu, seriusan, tapi... Oh, itu bukan hal yang mudah untuk merasa bodo amat.
2021, aku nggak tau apa aku pantas bilang ini tapi... patah hati terbesarku ada di tahun ini. Aku juga bingung apakah aku pantas untuk bilang kalau... Bisa-bisanya semua hal yang aku lalui bikin jatuh sejatuh-jatuhnya. Bahkan aku nggak tau apa yang bisa dikenang baik dari tahun ini selain... aku kuat, melangkah seraya bilang "legowo, yuk relakan, yuk let it go" atau sekadar "yaudahlah".
Tapi...
Setelah sekian hari aku coba, akhirnya alam bawah sadar lagi-lagi mengingatkan, karena pada faktanya, masih ada yang bisa disyukuri dari semua perasaan. Hujan itu berpelangi.
Tuhan selalu menyelamatkanku. Tuhan selalu memberkatiku. Tuhan selalu menyayangiku tanpa berkata, tapi dengan nikmat yang nyata. Tuhan Maha Baik.
Karena-Nya, aku masih diijinkan untuk melihat senyum mama-papa-dan adik-adikku. Aku masih bisa lihat senyum si batur, curhatan Suheli, dikasih kekuatan sama Ita Lili Gita, dikasih nano-nano rasa sama team kerja, pencerahan santuy sama Wiva, segudang me-time yang bervariasi, benefit bermateri yang terus mengalir, dan tentu... pikiran ribut yang bisa mereda tanpa dipaksa.
Aku kalo lagi sendiri kadang suka kepikiran kalau... sulit untuk menilai bahwa diri ini baik untuk diri sendiri, karena aku sering banget ngasih sakit secara perlahan. Aku udah beberapa kali sakit meriang, batuk, dan penyakit umum yang kalau di review... tahun ini aku bener-bener lemah banget karena sering banget sakit. Seminggu lalu, aku sampai lemes dan hampir nggak sadar saking badan nggak kuat untuk kokoh dengan rutinitas ditambah mau akhir tahun. Puji Syukur nggak sampai dirawat... hampir, sih, tapi untung demamnya semaleman. Hampir ditawar opname, aku nggak mau diinfus. :')
Dengan segala yang dihadapi di 2021 ini, aku berharap untuk lebih bahagia lahir batin aja, biar segala rintangan yang akan datang, aku nggak akan drop lagi, dan tentunya mampu untuk melewati semua nantinya. Pengen selalu ingat untuk bersyukur gimanapun kondisinya. Pengen belajar lancar biar cepet lulus karena tahun depan udah semester 9 huhu. Pengen legowo sama masalah percintaan, pengen let it flow, pengen nggak ngerasa aku harus ngejar cinta... aku pengen fokus sama hidup sendiri dulu. Pengen me-time jauh, keknya Yogyakarta rame untuk dijelajahi. Pengen punya jenjang karir... bosen di titik yang sama selama 5 tahun lebih tuh. Bahagiain keluarga, feel young and free, tanpa lupa yang memberi semua nikmat ke aku.
Mari diakhiri Kisah Tak Berujung ini.
Makasih ya. Sekarang udah malem, aku males di tengah malem kudu denger suara bebeledagan kembang api.
So, goodnight and... go; to 2022.
Comments
Post a Comment
Terima kasih yang telah berkunjung dan membaca isi blog ini. Pesanku, berkomentarlah dengan bijak, bukan karena ingin "promosi".