Aku bingung harus apa judul yang tepat untuk postingan kali ini. Yang jelas, ini bukan kebohongan.
Hai, blogger-ku! Long time no see! Nggak nyangka banget udah tiga bulan nggak isi di sini. Kalo nggak ngisi di sini berarti... Puji syukur, keluhan selama tidak mengisi di sini berarti bukan hal yang berat untuk dilalui! Yeay!
Hahahaha. Nggak gitu sih.
Kadang, ketika kepikiran pengen isi blog ini tapi mager, malah kepikirannya kek "etdah Ris, ini domain bayar loh, masa nggak sayang sama duit yang udah dikeluarin?!" Tapi sisi lain, aku udah mulai males ngetik kepanjangan. Inipun karena bener-bener lagi mood banget. Nggak bisa tidur, asli.
Sebenernya, selain karena keluhan yang bisa dibawa santai, i feel good with any situation. Berkatnya karena udah nggak LDR lagi sama si batur! Aku nggak tau apakah ini jadi kabar baik atau sedih, intinya sekarang si batur sedang mencari pekerjaan yang baru. Aku harap ia segera mendapatkan pekerjaan yang serasi dan nyaman sama dia.
I feel everything's okay selama ada dia... kek merasa lebih menyalingi untuk berbagi energi. Dan aku rasa percaya dengan perasaan aku yang milih dia semakin kuat. Kadang aku suka takut sendiri sih dengan perasaan itu, because i don't know whether mate or death yang akan datang menjemput. Kalaupun memang mate yang datang duluan, aku nggak punya kuasa jika Tuhan tidak mengijinkan aku untuk tidak punya janji suci dengannya. Ketika pikiran itu datang, aku jadi suka sedih sendiri karena... hei, ada pepatah--kejar karir atau kejar umur.
No, setelah beberapa tahun aku memahami bahwa cinta itu nggak selamanya indah, aku suka berpikir bahwa komitmen yang terangkai dalam sebuah pernikahan bukan hal yang mudah dan bisa dibawa santai. Banyak banget temen-temen aku yang udah nikah bahkan punya anak, mereka ada aja ceritanya. Ya nggak melulu dari temen juga sih, kadang dari kepoin artis pun kisah sedih yang terjadi setelah menikah pun ada aja yang jadi bikin ketakutan tersendiri. Aku tahu, bukan hal yang mudah untuk laki-laki meyakinkan dirinya sendiri bahwa hidupnya itu ada tambahan tanggungan--setelah keluarganya, bahkan ia harus menyeimbangkan antara istri dan orang tuanya. Ditambah suami harus menyadari bahwa ia tidak bisa sebebas mungkin kemana-mana, tanpa mengonfirmasi keadaan apapun ke istri. Ya banyak deh. Kadang mikir juga, kalau aku akan merasa beban banget dan ribet, tapi setelah dipikir lagi... Mungkin akunya belum siap.
Semua hal yang aku kodekan ke si batur dengan topik ke arah pernikahan, bisa jadi adalah sebuah obsesi belaka dari alam bawah sadar aku.
Entahlah.
Napa dari awal fokus banget bahas si batur.
Oke, aku mau coba cerita yang lain...
Rasanya diri ini mau melakukan apapun untuk naikin level diri, tapi aku bingung bagaimana cari waktu sempatnya. Waktuku sekarang rancu sekali untuk dibagi. Kerja sampai "malam", dan weekend yang ada jadwal piket jadi nggak bisa ngerasa bebas setiap minggu.
Aku mau cari cara biar bisa kursus, les Inggris lagi, mau belajar Data Analyst, mau ambil kursus lain yang bisa jadi nilai tambah aku, tapi balik lagi...
Kali ini aku sering kepikiran untuk ambil keputusan resign. Bosen sih, tapi nggak berani melangkah. Aku terlalu sayang sama ini. Bukan orang yang akan membuang perasaan nyaman begitu saja.
Hem, mungkin aku harus coba menguatkan diri, atau cari problem solver.
Entahlah.
Mungkin... Dunia ini emang macem-macem ceritanya, tapi kudu tetap happy kiyowo. :)
Ohiya, besok hari pertama puasa. Semangat menjalankan ibadah puasa ya! Semoga lancar dan sehat selalu.
Comments
Post a Comment
Terima kasih yang telah berkunjung dan membaca isi blog ini. Pesanku, berkomentarlah dengan bijak, bukan karena ingin "promosi".